KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI
“Memberdayakan KWT melalui olahan pangan berbahan baku lokal menjadi pangan elegan”
Pedesaaan menyimpan potensi bahan baku lokal banyak yang diolah dan dikembangkan oleh masyarakat dipedesaan menjadi produk unggulan yang mampu menembus pasar-pasar modern. Bahan pangan seperti ketala pohon, ketela rambat, talas, uwi, suwek, gadung, gerut, midro/ganyong, salak, durian, nangka, rambutan dan lain sebagainya yangl ditanam sebagai tanaman sela maupun ditanam secara monokultur. Tanaman tersebut selama ini hasilnya dimanfaatkan sebagai makanan camilan sehari-hari yang biasanya diolah sederhana dengan cara di kukus atau digoreng untuk memenuhi kebutuhan keluarga bahkan ada satu dua keluarga sepert criping, gethuk. Baru sedikit yang sudah menjadikan bahan bakul lokal tersebut sebagai usaha rumahan untuk menambah incame keluarga itupun harga belum optimalkarena belum ada sentuhan teknologi dan inovasi yang lebih modern sehingga nilai jual belum optimal. Untuk itu sentuhan teknologi, inovasi dan kreatifitas amat diperlukan serta peralatan tertentu akan berdampak pada peningkatan kualitas hasil produk dan nilai jual yang meningkat pula.
Dimasa kini tuntutan pasar modern yang menghendaki produksi pangan olahan bermutu, menarik, higenis dengan konsep pckingisasi yang elegan menjadi indiktor suatu produk akan diminati oleh konsumen. Konsumen akan mau membayar sesusi tarif asal menarik sesuai selera kekinian bahkan jarang berfikir tentang harga bila produksi telah diterima masyarakat dan diminati masyarakat. Hal ini bisa dilihat dipasar-pasar swalayan maupun toko oleh-oleh dimana makanan olahan yang bahan baku pangan lokal yang diolah sedemikian rupa dengan model kemasan yang menarik ternyata dipasar laku sekali.
Berpijak dari hal tersebut diatas tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kelompok wanita tani (KWT) ataupun ibu-ibu yang tergabung dalam wadah PKK desa untuk mampu memberdayakan diri agar mampu mengolahan pangan menjadi pangan modern yang diminati pasar modern sekaligus membuka peluang usaha dan lapangan kerja. Strategi dan managemant pengelolaan usaha modern serta SDM yang bersaing akan mampu meciptkan produk olahan pangan yang bercita rasa pabrik/ hotel berbintang.
Sejalan dengan progrmdana desa maka perlu sekali aparat desa bersama tokoh masyarakat untuk mempu memfasilitasi para ibu-ibu KWT dan PKK untuk mampu menciptakan olahan pangan lokal agar lebih kreatif dan inovatif dengan memberikan fasiitasi dengan memperbanyak penyelenggaraan kegiatan pelatihan olahan pangan.
Pelatihan olahan pangan lokal bertujuan guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam mengolah bahan baku lokal yang ada diwilayah masing-masing; upaya mempercepat usaha diversifikasi produksi olahan pangan dan memperkuat konsumsi pangan berbahan baku lokal menjadi kegemaran keluarga setiap hari sekaligus mengurangi ketergantungan pada komoditas beras sebagai makanan pokok atau lebih jelas menjadi subtitusi makanan pokok; mendorong dan menumbuhkan kreatifitas kelompok wanita tani, dasawisma atau ibu-ibu PKK dan masyarakat dalam menciptakan resep – resep makanan berbahan baku lokal yang lbih inovatif dengan harapan mampu bersaing dipasaran gerai makanan modern yang pada gilirannya akan semakin digemari masyarakat setelah dilakukan sentulan teknologi olahan pangan dan pengemasan yang lebih menarik; arah pada peningkatan produksi olahan pangan lokal yang berkualitas, berdaya saing, inovatif, berkreatifitas sehingga nanti olahan pangan lokal mampu masuk disentra pasar-pasar modern; pengembangan agribisnis dan industri pengolahan aneka pangan sumber karbohidrat non beras dan non terigu, sumber protein nabati dan hewani, serat, vitamin dan mineral yang berbasis sumberdaya lokal, aman, terjangkau sehingga dapat menjaga ketersediaan aneka ragam pangan segar dan olahan dapat diterima secara sosial ekonomi dan budaya sesuai karakter masyarakat kita harapan kegiatan olaha pangan lokal nantinya mampu menggerakkan dan mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di masyarakat; upaya optimlisasi pemanfaatan fungsi pekarangan dan potensi pangan di sekitar lingkungan dengan baik; memperkuat dan peningkatan peran serta dan partisipasi Pemerintah Daerah dalam pengembangan dan pelaksanaan program penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.
Beberapa produk olahan yang dapat dibuat seperti criping, gethuk, roti bolu, serta olahan modern berbahan lokal yang enak dan lezat. Pola tampilan bentuk dan penyajian menjadi daya tarik sehingga mendorong konsumen untuk mengkonsumsinya.
Usaha pemanfaatan potensi sumberdaya pangan lokal merupakan manivestasi upaya pemberdayaan potensi sumberdaya yang dimiliki agar mampu mengoptimalkan kualitas hasil yang didapat serta menarik bagi konsumsi baik itu konsumen lokal maupun macan negara, khususnya
dengan leluasa mengembang sayap yang pada giliran akan memberikan kontribusi bagi bertumbuhan ekonomi masyaakat pedesaaan sehingga mampu mengangkat perekonomian warganya. ( Sutrisno, SP PPL Ngadipuro Dukun)